Perjalanan ke Tahun 1960 Episode 80
Perjalanan ke Tahun 1960
Chapters: 80
Play Count: 5,769
Mina Cendra melakukan perjalanan lintas waktu ke dalam novel dan menjadi anak pungut yang disiksa oleh keluarganya. Dengan kemampuannya, Mina Cendra berusaha untuk melawan dan pada akhirnya membuat orang-orang jahat mendapatkan hukuman yang pantas dan Mina berhasil menemukan keluarga aslinya.
Related Dramas
Perjalanan Naga Muda
Perjalananku Menuju Keabadian
Dari Cupu Jadi Ratu Bisnis
Kisah Perjalanan Waktu Nia
Harta Karun di Tahun 60
Perjalanan ke Tahun 1960
Manusia di Tahun 1960-an
Perjalanan Waktu Menjadi Anak Petani
Dari Ojol Jadi CEO
Perjalanan Naga Muda
Leon pindah ke Kota Zenus dari ibu kota bersama orang tuanya. Dia ingin hidup damai, tapi siapa sangka keluarganya malah dibunuh oleh musuh mereka. Leon yang beruntung bisa kabur dari peristiwa itu dan diangkat oleh Dewa Naga dari Kuil Naga untuk dilatih di Gunung Ludas.
Perjalananku Menuju Keabadian
Tedy masuk ke Sekte Abadi dengan tulang spiritual terendah. Namun di bawah bimbingan Dewi Sena, dia akhirnya berhasil memenangkan kompetisi Tujuh Puncak. Dia juga menyegel hantu pedang, mengalahkan kultivator iblis serta mengungkap konspirasi Bima dan Yudha. Dan pada akhirnya, dia juga berhasil menjadi pilar utama sekte.
Dari Cupu Jadi Ratu Bisnis
Indah kembali ke tahun 90-an sebagai gadis desa malang. Dengan kecerdasan bisnis dan pengalaman live shopping, ia menyelamatkan pabrik dari kebangkrutan, menghadapi sabotase, dan meraih cinta Rizky. Ambisi, keberanian, dan cinta menyatu dalam perjalanan suksesnya.
Kisah Perjalanan Waktu Nia
Nia melakukan perjalanan ke zaman kuno dan menjadi Tania yang ditipu pria jahat. Dia memakai pengetahuan modernnya untuk membuat malu pria itu. Keanehannya menarik perhatian Bram. Tania hidup enak di istana dan perlahan suka pada Bram. Keduanya bekerja sama melawan konspirasi dan bersama seumur hidup.
Harta Karun di Tahun 60
Arif kembali ke tahun 60. Begitu sampai ia disambut badai salju. Di tengah kelaparan, dia menemukan bahwa panci masak di rumahnya adalah benda ajaib. Satu sen saja bisa ditukar dengan banyak barang berharga. Dengan panci ajaib ini, Arif menjadi kaya. Dia menghukum penjahat desa dan memimpin penduduk desa melewati badai salju.
Perjalanan ke Tahun 1960
Mina Cendra melakukan perjalanan lintas waktu ke dalam novel dan menjadi anak pungut yang disiksa oleh keluarganya. Dengan kemampuannya, Mina Cendra berusaha untuk melawan dan pada akhirnya membuat orang-orang jahat mendapatkan hukuman yang pantas dan Mina berhasil menemukan keluarga aslinya.
Manusia di Tahun 1960-an
Arif tiba-tiba terlempar ke era tahun 60-an. Dalam kondisi sakit, ia diabaikan oleh ayah kandungnya dan dibenci oleh ibu tirinya, dibiarkan terbaring di tempat tidur menunggu ajal. Hanya adik kecilnya, Nining, yang memberinya kehangatan.
Perjalanan Waktu Menjadi Anak Petani
Kakek-nenek pilih kasih, hanya keluarganya nggak punya anak laki-laki, dan disebut putusin keturunan mereka? Nggak apa, pegunungan ini semuanya itu uang, nggak mungkin, nggak bisa menjadi kaya. Tapi, setelah pisah rumah, mereka masih mau minta-minta? Mimpi saja sana! Mending kasih ke orang lain, daripada diberikan ke orang licik seperti mereka.
Dari Ojol Jadi CEO
Yugo Citradi, yang bekerja sebagai kurir, terjebak dalam dilema ketika tunangannya, Meta Wiras, meminta maskawin yang sangat tinggi. Karena tidak punya uang untuk memenuhinya, ia meminta bantuan Qadra Caraka, teman lamanya. Sayangnya, permintaannya ditolak dengan kasar. Sepulangnya ke rumah, ia malah mendapati Meta berselingkuh. Merasa sangat kecewa dan marah, ia pun pergi meninggalkan rumah. Namun, takdir membawanya ke jalan yang berbeda setelah kematian sang ayah. Ia diminta orang kepercayaan ayahnya untuk menjadi pewaris Grup Citradi. Sejak saat itulah, perjalanan balas dendam seorang Yugo Citradi pun dimulai.
Perjalanan Menjadi Kaisar
Fajar bereinkarnasi menjadi Pangeran Kesembilan yang dibuang. Lalu dirinya harus mendapatkan Poin Penjahat dengan menyiksa anak yang dipilih Hukum Langit. Hal itu pun yang akhirnya membantu dia menjadi kaisar.
